perlahan berubah menjadi mozaik-mozaik pecah
dan terurai menetaskan sajak-sajak berirama sendu
entahlah,
malam sempat berkata bahwa memimpikanmu
adalah lukisan abstrak relung terdalam
memimpikanmu adalah potret imajinasi
yang berdiri di atas sembilu duri-duri kenyataan
memimpikanmu berarti menyimpan hati yang tertidur
di dalam ideologisme rapuhmu tentang cinta
tapi entahlah,
mimpi mungkin tak lebih dari siluet-siluet semu
yang sesaat membuat teduh jiwa yang teriris perih
mimpi mungkin hanya caramu memanjakan perasaan
disaat kau sadar,
bahwa peluru tercepat telah melesat kencang
menghantam indah prosa-prosa yang telah kau tumpuk
memecahkannya menjadi aksara yang bertebaran
tanpa makna…
tapi entahlah,
aku masih ingin berziarah melihat museum diriku
mengenang kronologi pecahnya gelas jiwa kristalku
sampai lantunan indah lagu-lagu makar komunisme
aku ingin kembali ke masa lalu
di titik retak krisis ini
di saat semuanya belum mencapai klimaks
di saat semua kepalsuan mulai merebak harum bagai bunga
dan indahnya cinta yang mereka puisikan terjadi
tepat di belakangku…
tapi entahlah,
aku sudah lelah membuang umpat lewat sajak-sajak ini
mungkin aku harus mengambil kertas baru,
mulai menuliskan puisi untuk persona yang berbeda
dan membuang carut-marut yang terselubung indah
yang selalu kutujukan untuk dirimu…
senyum indah yang tak ingin ku ingat,
kuntum harum yang tak ingin ku kecup…
maaf untuk aku yang selalu bersikap manis di depanmu
dan sendunya rima-rima puisi kontradiktif ini
maaf untuk aku yang masih tersesat di belantara kelam
memorabilia waktu kita yang tiada lagi beririsan
13 Mei 2012
1 komentar:
terukir di bulan Mei yang mempesona,,,,
di bebatuan cadas itu kau menorehkan kenangan
disaksikan oleh angin yang membuka telinga serta daun yang mendengarkan karma yang kau kail dalam prasasti sakral.
Posting Komentar